Kamis, 15 Januari 2009

Coba Lihat Lebih Jauh


Jika kita ingin mengambil hikmah dari segala yang Allah ciptakan, maka tidak ada salahnya jika saya saat ini akan mengajak anda untuk melihat lebih jauh tentang ciptaan-Nya yang satu ini.

Ya, ciptaan yang luar biasa ini merupakan salah satu dari fenomena alam yang sangat indah. Fenomena ini bernama elang..

elang, burung yang lumayan besar, pemakan daging dan lumayan keren tampilannya daripada unggas yang lain-menurut saya-. Salah satu yang dimiliki sebagai kelebihan hewan ini adalah, penglihatan yang luar biasa luas..... saking luasna bahkan bisa melihat hingga sekian mil. Oleh karena itu hewan ini dapat mengawasi lingkungan di sekelilingnya untuk mencari mangsa buruan. Tidak hanya mampu melihat luasnya lingkungan di sekelilingnya, akan tetapi dia dapat dengan baik melihat buruan yang nampak kecil di kejauhan itu seakan sangat detil, sehingga dia tahu apa yang sebenarnya dia buru di depan. Apakah kita pernah mendengar elang memburu seekor rusa? mungkin ya, akan tetapi pada jarak yang jauh rusa yang besar seperti manusia pun bisa terlihat seperti kelinci-dilihat dari ukurannya-.

Disinilah hebatnya, bisa melihat hal yang jauh, jauh di depan mata, lalu mengambil ancang-ancang sehingga bagaimana cara mendapatkan yang dia lihat pada jarak itu! itu adalah salah satu kemampuannya.

Sekarang kita bisa mencerminkannya dengan diri kita, apakah kita sering berpikir ke depan? karena bisa dibilang hal ini merupakan salah satu cara yang dapat kita lakukan untuk mengantisipasi kehidupan yang tidak terduga ini.

Apakah sama orang yang bermain catur dengan sistim 2 langkah ke depan dengan musuhnya yang bermain dengan sistim 10 langkah di depan lawan mainnya? tidak! bahkan sangatlah jauh perbedaannya....

Hal ini yang membedakan beberapa orang diantara kita, antara orang yang biasa-biasa dan orang yang memiliki pandangan jauh ke depan. Orang yang hanya berpikir 'saat ini' dengan orang yang berpikir 'saat nanti'. Orang yang berpikir 'gimana nanti' dan orang yang berpikir 'nanti gimana'.

Analoginya sama ketika anda sedang naik sepeda motor dalam keadaan cerah, saya yakin dengan penglihatan jelas, lancar dan tanpa hambatan -untuk orang yang penglihatan normal- seperti itu maka anda dapat memacu kendaraan anda bahkan hingga kecepatan maksimum kendaraan yang anda gunakan. Akan tetapi jika cuaca berkabut, yang dapat anda lihat hanya sekitar 5-10 meter kedepan, apakah anda masih bisa mengendarai seperti tadi? Secara logika anda lebih waspada dan lebih hati-hati dalam kondisi yang kedua ini, bukan begitu?

Kemampuan melihat jauh ke depan ini sering kali disebut - saya sebut- bermimpi....

bermimpi...

kemampuan untuk bermimpi dan menjadikannya sebagai pemicu yang tidak akan pernah habis, pemicu yang kita sendiri yang bisa mengaktifkannya, pemicu yang sangat besar tergantung dari bagaimana kita menggunakannya.

Kemampuan bermimpi mungkin sangat lumrah dijumpai oleh orang Indonesia, akan tetapi mengubah kemampuan tadi sehingga dia semakin 'terbayang-bayang oleh mimpinya' itulah yang jarang kita temui di zaman sekarang ini....

Bagaimanapun keadaannya, setiap orang yang memiliki keterbatasan dalam suatu hal pasti membutuhkan mimpi dan semangat dalam hidupnya! seperti saya, saya yakin saya memiliki keterbatasan dalam skill, kemampuan, kepribadian diri ini. Kan tetapi mimpi dan semangat ini yang membuat saya bersemangat untuk menghadapi kehidupan ini, jika tanpa itu.... mungkin artikel ini belum tentu bisa dipublish, mungkin saya sudah menjadi orang yang kehilangan apa arti hidup ini

Jangan takut untuk bermimpi, asalkan semua itu baik, maka itu yang akan menemani kehidupan kita sekarang dan ke depannya. Bukan orang lain! bukan keluarga, teman, istri, mertua atau siapapun! yang menentukan diri kita sendiri adalah diri kita sendiri!!!


oh iya sebelum udahan....karena saya muslim dan ini pesan paling penting dalam artikel ini,

mimpi kita yang paling ideal adalah


' bertemu dengan Allah dengan keadaan terbaik'


hanya itu....

jika anda sama-sama muslim maka bukanlah sebuah kesalah ketika kita berpikir tentang akhirat kita, jika anda bukan muslim maka itu terserah anda...


wallahu'alam

feb_muslim

Selasa, 13 Januari 2009

Pertolongan

Sekali lagi saya akan coba perkenalkan diri saya dalam bagian ini kepada anda. Nama saya sama dengan alamat blog ini, dan saat ini saya sedang duduk di bangku perkuliahan tingkat 2 jurusan matematika UNPAS(Universitas Pasundan). Jurusan saya pendidikan matematika, akan tetapi yang menarik disini saya mengikuti perkuliahan ini bukan karena saya memang mahir dalam bidang tersebut, saya mengikutinya karena memang dengan pelajaran ini saya biasa menemukan tantangan yang lumayan rame'.

Mengingat cerita sejarah saya dahulu kala, terutama ketika saya menempuh ujian akhir nasional di Sma terakhir kali. Jujur saja matematika merupakan pelajaran yang sangat berbahaya bagi kelulusan saya pribadi. seriusan!!

Sebelumnya saya memang menggunakan strategi yang cukup PD yaitu menempatkan matematika sebagai pelajaran yang bisa membantu yang lain- matematika pelajaran yang paling di kuasai-. Akan tetapi semua ini seperti hanya sebuah angan-angan belaka, apalagi ketika ujian berlangsung.

Posisi saya ketika ujian duduk di bangku terdepan-karena nomor urut yang saya miliki- hanya berjarak sekitar 2 meter dari pengawas ujian. Dari hari pertama dan kedua, saya sama sekali tidak keberatan dengan posisi ini karena memang saya tidak berniat untuk mencontek kepada teman yang lain, akan tetapi pada hari ini-tepatnya pada ujian matematika- ada perasaan menyesal kenapa saya duduk di bangku ini?

Strategi saya dalam menghadapi ujian itu cukup simple dan realistis, yaitu saya harus mengerjakan 11 soal dari 30 soal dengan harapan benar! agar dapat lulus ujian. Akan tetapi pada hari itu, menghadapi soal-soal yang biasa saya temui di latihan-latihan sebelumnya saya buntu untuk memecahkannya seperti biasa. Bayangkan, ketika pengawas berkata dengan lantang " waktu tinggal 10 menit lagi" yang saya hadapi di depan saya, kenyataan pada lembar kerja saya baru terisi 8 soal yang 7 saya yakin itu benar. Entahlah apa yang saya rasakan di kala itu, keringat bercucuran dari kening, punduk, wajah, tangan, wajah memerah karena panik, perasaan itu datang seiring dengan mengawang-ngawangnya bayangan "tidak lulus ujian" di kepala ini. Klimaksnya saya dikagetkan dan serasa hampir ingin loncat dari tempat saya duduk ketika pengawas di depan saya berdiri dan berkata lembut tapi menakutkan" silakan lembar kerjanya disimpan dan ibu akan mengambil sendiri ke bangku kalian". MasyaAllah, bahkan ketika lembar kerja saya sudah mulai ditarik oleh ibu pengawas saya sadar benar bahwa jumlah soal yang baru saya kerjakan adalah 9 soal!!!kurang 2 soal lagi untuk lulus...lirihku. Lalu dengan sedikit memaksa saya menahan dan menarik kembali LKJ itu dan dengan pasrah saya isi semua nomor yang saya lihat masih kosong - berarti sekitar 20 soal- secara kilat dihadapan guru pengawas saya sambil bergumam bismillah..bismillah setiap mengisi soal itu. Sekilas saya melihat wajah kasihan dari pengawas itu dan menggeleng-gelengkan kepalanya, sehingga ketika sudah 3 menit saya menahan LKJ itu pengawas itu dengan tenang,tersenyum menyenangkan dan polos bilang kepada saya "tenang aja....kamu lulus,lah".

LKJ dikumpulkan dan batin terasa berat ketika semua ini sudah berakhir, yang terbayang 'apa yang akan terjadi jika ternyata saya tidak akan lulus?' akan tetapi perkataan dari pengawas itu saya anggap sebagai doa kepada orang yang kesulitan, dan saya sangat berharap itu akan diijabah oleh Allah nanti.

Keluar dari ruang ujian hati semakin panik ketika pembahasan oleh teman-teman dilaksanakan, ternyata hanya 6 soal dari yang saya kerjakan tadi itu benar,sisanya saya hanya berharap kepada Allah dari 20 soal sisa yang saya isi tersebut. Lalu disaat itulah saya mendapatkan sebuah harapan dari ungkapan yang teman saya keluarkan, " ente dah nolong agama Allah akh dengan bersikap jujur kaya gitu, maka Allah akan menolong ente...insyaAllah"...

Singkatnya, saya lulus dengan nilai matematik 5,xx saya lupa lagi persisnya berapa.
Kalau kita bisa jujur kenapa kita tidak melakukannya?
Pertolongan pasti datang ketika kita memang membutuhkannya, tentunya setelah kita kerja keras memperjuangkannya.

wallahu'alam
feb_muslim
flashback zaman dulu nich!!!