Selasa, 13 Januari 2009

Pertolongan

Sekali lagi saya akan coba perkenalkan diri saya dalam bagian ini kepada anda. Nama saya sama dengan alamat blog ini, dan saat ini saya sedang duduk di bangku perkuliahan tingkat 2 jurusan matematika UNPAS(Universitas Pasundan). Jurusan saya pendidikan matematika, akan tetapi yang menarik disini saya mengikuti perkuliahan ini bukan karena saya memang mahir dalam bidang tersebut, saya mengikutinya karena memang dengan pelajaran ini saya biasa menemukan tantangan yang lumayan rame'.

Mengingat cerita sejarah saya dahulu kala, terutama ketika saya menempuh ujian akhir nasional di Sma terakhir kali. Jujur saja matematika merupakan pelajaran yang sangat berbahaya bagi kelulusan saya pribadi. seriusan!!

Sebelumnya saya memang menggunakan strategi yang cukup PD yaitu menempatkan matematika sebagai pelajaran yang bisa membantu yang lain- matematika pelajaran yang paling di kuasai-. Akan tetapi semua ini seperti hanya sebuah angan-angan belaka, apalagi ketika ujian berlangsung.

Posisi saya ketika ujian duduk di bangku terdepan-karena nomor urut yang saya miliki- hanya berjarak sekitar 2 meter dari pengawas ujian. Dari hari pertama dan kedua, saya sama sekali tidak keberatan dengan posisi ini karena memang saya tidak berniat untuk mencontek kepada teman yang lain, akan tetapi pada hari ini-tepatnya pada ujian matematika- ada perasaan menyesal kenapa saya duduk di bangku ini?

Strategi saya dalam menghadapi ujian itu cukup simple dan realistis, yaitu saya harus mengerjakan 11 soal dari 30 soal dengan harapan benar! agar dapat lulus ujian. Akan tetapi pada hari itu, menghadapi soal-soal yang biasa saya temui di latihan-latihan sebelumnya saya buntu untuk memecahkannya seperti biasa. Bayangkan, ketika pengawas berkata dengan lantang " waktu tinggal 10 menit lagi" yang saya hadapi di depan saya, kenyataan pada lembar kerja saya baru terisi 8 soal yang 7 saya yakin itu benar. Entahlah apa yang saya rasakan di kala itu, keringat bercucuran dari kening, punduk, wajah, tangan, wajah memerah karena panik, perasaan itu datang seiring dengan mengawang-ngawangnya bayangan "tidak lulus ujian" di kepala ini. Klimaksnya saya dikagetkan dan serasa hampir ingin loncat dari tempat saya duduk ketika pengawas di depan saya berdiri dan berkata lembut tapi menakutkan" silakan lembar kerjanya disimpan dan ibu akan mengambil sendiri ke bangku kalian". MasyaAllah, bahkan ketika lembar kerja saya sudah mulai ditarik oleh ibu pengawas saya sadar benar bahwa jumlah soal yang baru saya kerjakan adalah 9 soal!!!kurang 2 soal lagi untuk lulus...lirihku. Lalu dengan sedikit memaksa saya menahan dan menarik kembali LKJ itu dan dengan pasrah saya isi semua nomor yang saya lihat masih kosong - berarti sekitar 20 soal- secara kilat dihadapan guru pengawas saya sambil bergumam bismillah..bismillah setiap mengisi soal itu. Sekilas saya melihat wajah kasihan dari pengawas itu dan menggeleng-gelengkan kepalanya, sehingga ketika sudah 3 menit saya menahan LKJ itu pengawas itu dengan tenang,tersenyum menyenangkan dan polos bilang kepada saya "tenang aja....kamu lulus,lah".

LKJ dikumpulkan dan batin terasa berat ketika semua ini sudah berakhir, yang terbayang 'apa yang akan terjadi jika ternyata saya tidak akan lulus?' akan tetapi perkataan dari pengawas itu saya anggap sebagai doa kepada orang yang kesulitan, dan saya sangat berharap itu akan diijabah oleh Allah nanti.

Keluar dari ruang ujian hati semakin panik ketika pembahasan oleh teman-teman dilaksanakan, ternyata hanya 6 soal dari yang saya kerjakan tadi itu benar,sisanya saya hanya berharap kepada Allah dari 20 soal sisa yang saya isi tersebut. Lalu disaat itulah saya mendapatkan sebuah harapan dari ungkapan yang teman saya keluarkan, " ente dah nolong agama Allah akh dengan bersikap jujur kaya gitu, maka Allah akan menolong ente...insyaAllah"...

Singkatnya, saya lulus dengan nilai matematik 5,xx saya lupa lagi persisnya berapa.
Kalau kita bisa jujur kenapa kita tidak melakukannya?
Pertolongan pasti datang ketika kita memang membutuhkannya, tentunya setelah kita kerja keras memperjuangkannya.

wallahu'alam
feb_muslim
flashback zaman dulu nich!!!

Tidak ada komentar: